Rabu, 26 Juni 2013

Say No to Miras


Si Roll anak PUNK
‘Punk’ kesannya gaul banget! Model rambut, wajah dan baju diseremin. Mandi dijarangin. Gembel dikedepanin. But solidaritas tetep dikesatuin. Satu ngelakuin apa semua ngikut aja tanpa disaring baik buruknya. Satu nge-drugs semua ikut nge-drugs. Satu minum semua manut minum. Eit, minum apa dulu .. kalau minumnya air putih semua si of course ngikutnya, tapi kalau minumnya miras gitu .. mereka manut aja ga ya?
            Satu kisah anak Punk yang rada waras dari ke-punk-annya. Sebut saja si Roll ..
            Si Roll adalah seorang anak punk yang jarang sekali mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Ayahnya seorang kontraktor dan ibunya seorang wiraswasta wira laba di sebuah MLM terkenal di bilangan Jakarta. Setiap harinya ia tinggal sendiri di rumah yang bisa dikatakan luas seluas kebun binatang tapi sepi sesepi kuburan. Dirumahnya hanya ditempati oleh dia, supir dan pembantunya saja. Supirnya sibuk dengan mobil yang dititipkan ayah kepadanya. Sedangkan pembantunya sibuk mengurusi rumah seluas kebun binatang itu. Tak ada sedikit kasih sayang untuk Roll.
            Hari-hari Roll sepi, hingga akhirnya ia bertemu dengan sekumpulan anak-anak yang Roll anggap rame untuk berbagi. “Bro, name lu sape, gabung yuk!” ajak salah satu dari mereka. Roll nampak ragu menjulurkan tangannya, “Aku Roll.” Jawabnya masih polos. “Disini pakenya gua sama lu, ga ada kamu akuan gitu ..” jelasnya lagi. Dia adalah Bon ketua anak punk.
            Roll kembali ke rumah. Anehnya Roll, dia seharian berusaha merubah kebiasaan menggunakan kata kamu akuan menjadi gua luan dengan semua yang ia jumpai. “Hei, lu ambilin gua makan.” Ucapnya pada Bi ratin, pembantunya. Bi ratin sedikit mengerutkan keningnya, bingung, biasanya den Roll sopan kok sekarang kaya orang ga waras gini si.
            Seminggu dia beradaptasi mengubah kamu akuan menjadi gua luan. Dia kembali ke daerah kemayoran, tempat anak-anak punk berkumpul. “Hai .. gua dateng .., main yuk ke rumah gua.” Ajak Roll. Bon mengangguk setuju. Dia dan anak punk lainnya berjalan di belakang Roll. Membuat begidik semua yang melihat gerombolan kami. Kesannya mau ada tawuran .. padahal si cuma main ke tempat Roll.
            Mereka sampai di tempat Roll. “Roll, rumah lu gede banget ni .. barang-barang kaya gini ga ada di rumah gua. Gua minta ya?” tanya Bon diikuti yang lain. Sebelum Roll mengangguk, Bon dan 5 anak punk lainnya sudah menggasak seluruh barang-barang berharga yang ada dirumah Roll. Mereka tak begitu saja pergi dan kabur. Namun merayu Roll untuk mencoba barang haram tersebut. Dan menenggak minuman yang belum pernah diminum Roll sebelumnya.
            “Ni .. beda ma air biasa, sekali lu minum lu bakal nge-flay, terbang dan lupa sama masalah lu.” Rayu Bon tanpa basa-basi. Roll sudah melihat semua perlakuan Bon terhadap barang-barang yang ada dirumahnya. Ia mengambil kemudian menjualnya bahkan jika ada yang tidak mengenakkan hatinya barang tersebut dihancurkan dengan teganya.
            Dengan tegas ia kembali ke logat aslinya dan menolak, “Aku tidak akan meminum setetespun khamr, kamu tahu, barang siapa yang meminum setetes khamr di dunia. Maka diakhirat kamu tidak akan mencium bau surga. Kamu mau seperti itu?” katanya mengeluarkan dalil yang membuat Bon merasa marah dan muak. Ada rasa sedikit takut si, Roll bawa-bawa akhirat. Tapi tiba-tiba suara dari yang lain menghentikan rayuan Bon, “Bon, didit sakau ..” teriak mereka. Bon segera ke arah didit, tapi nyawa didit tak bisa tertolong lagi, dia meninggal di tempat Roll.
            “Ih, orang sakau kenapa baunya anyir banget si.” Keluh Bon.
            “Nah tu contohnya, kamu ga mau kan matinya kaya gini?” tanya Roll. Bon menggeleng menyadari. Dia meneteskan airmatanya dan menyesali hidupnya. Dia sadar dan kembali ke kebiasaannya semula menjadi anak punk yang baik.
            Setelah tobat dari kebiasaan buruknya. Bon pun seperti dibanjiri dengan berbagai tawaran pekerjaan yang membuat dirinya makin bangga dengan hidupnya. Ia juga tak pernah melupakan Roll yang sekarang menjadi sahabatnya. Roll pun tak merasa kesepian lagi, karena dia punya Bon sahabat baru pengusir sepi harinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar