denotasi dan konotasi
Pengertian
Makna Denotasi
Denotasi cenderung digambarkan
sebagai makna yang jelas atau makna yang sebenarnya dari sebuah tanda. Dalam
tanda-tanda ilmu bahasa, makna denotatif merupakan apa yang dijelaskan dalam
kamus. Bagi sejarawan seni Erwin Panofsky, ”makna denotasi dari sebuah
representasivisual image adalah gambaran image yang oleh seluruh pengamat dari
berbagai budaya dan kurrun waktu dapat dikenali. Meskipun sebagian definisi
menimbulkan issue”. Makna denotasi bersifat langsung, dan dapat disebut sebagai
gambaran dari suatu petanda.
Menurut
Fiske (2004:93), “Denotasi kadangkala dianggap sebagai sebuah digital code
yakni suatu kode dimana penanda maupun petanda jelas terpisah dan konotasi
sebagai analogue code yaitu kode yang bekerja dalam suatu skala kontinyu”.
Menurut
Spradley dalam Pilliang (1999:20), “Makna denotatif meliputi hal-hal yang
ditunjuk oleh kata-kata (makna referensial)”. Pilliang (1998:14) mengartikan
makna denotatif adalah hubngan ekspilisit antara tanda dengan referensi atau
realitas dalam pentandaan tahap denotatif. Misalnya ada gambar manusia,
binatang, pohon, rumah. Warnanya juga dicatat seperti merah, kuning, biru,
putih, dan sebagainya. Pada tahapan ini hanya informasi data yang disampaikan.
Dengan kata lain, denotasi dapat merupakan sebagai kata yang memiliki arti
sesuai dengan apa yang ada didalam Kamus Bahasa Indonesia, yang dapat merupakan
makna sesungguhnya atau makna yang sebenarnya dari apa yang tertulis dan
dilihat.
Contoh lainnya seperti Coca-Cola
merupakan minuman soda yang diproduksi oleh PT. Coca-Cola Company, dengan warna
kecoklatan dan kaleng berwarna merah.
Pengertian
Makna Konotasi
Dalam catatan Pilliang, istilah
“konotasi dipakai untuk menunjuk pada asosiasi-asosiasi sosio-kultural dan
personal (ideologi, emosi, dan sebagainya) dari tanda. Biasanya akan berkaitan
dengan kelas atau status sosial, usia, gender, etnisitas, dan sebagainya dari
interpreter”. Tanda konotasi lebih terbuka untuk beragam interpretasi dalam
bentuk konotasi daripada denotasi.
Spradley
dalam Pilliang (1999:20), “Konotatif meliputi semua signifikansi sugestif dari
simbol yang lebih daripada referensialnya”. Menurut Pilliang (1998:17), “Makna
konotatif meliputi aspek makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta
nilai-nilai kebudayaan dan ideologi”. Sebagai contoh seperti, gambar wajah
orang tersenyum dapat diartikan sebagai suatu keramahan dan kebahagian. Tetapi
sebaliknya, tersenyum bisa juga diartikan sebagai ekspresi penghinaan terhadap
seseorang. Untuk memahami makna konotatif, maka unsur-unsur yang lain harus
dipahami pula.
Dalam pandangan Williamson dalam Pilliang
(1999:20) pada teori semiotika, “iklan menganut prinsip peminjaman tanda
sekaligus peminjaman kode sosial. Misalnya, iklan yang menghadirkan bintang
film terkenal, figur bintang film tersebut dipinjam mitosnya, ideologinya,
imagenya, dan sifat-sifat glamournya dari bintang film tersebut”.
Makna konotatif dapat bersifat
subjektif dalam pengertian bahwa ada pergeseran dari makna umum yaitu
denotatif. Maka dari itu, Berger dalam Tinarboko (2008) mencoba membandingkan
antara konotasi dan denotasi sebagai berikut:
KONOTASI
|
DENOTASI
|
·
Pemakaian figur
·
Petanda
·
Kesimpulan
·
Memberi kesan tentang makna
·
Dunia mitos
|
·
Literatur
·
Penanda
·
Jelas
·
Menjabarkan
·
Dunia keberadaan atau eksistensi
|
Perbandingan
antara konotasi dan denotasi
Sumber:
Arthur Asa Berger. Dalam Tinarbuko (2008:264)
Konotasi juga bisa dikatakan
sebagai sebuah emosi atau perasaan yang diyakini oleh sekelompok orang.
Sehingga konotatif dapat merupakan sebuah makna kiasan dari denotasi itu
sendiri atau makna yang bukan sesungguhnya. Akhirnya makna konotatif dari beberapa
tanda akan menjadi semacam mitos atau petunjuk mitos (yang menekankan
makna-makna tersebut) sehingga dalam banyak hal (makna) konotasi menjadi
perwujudan mitos yang sangat berpengaruh.
Contoh lainnya adalah Coca-Cola
merupakan minuman yang identik dengan budaya modern, dimana Coca-Cola menjadi
salah satu produk modern dan cenderung kapitalis. Dengan mengonsumsi Coca-Cola,
seorang individu akan tampak modern dan bisa dikatakan memiliki pemikiran
budaya populer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar