Minggu, 10 April 2016

Kita siap SBMPTN, lho!



Kita siap SBMPTN, lho!

            “Sya, Ma .. kalian belajar buat SBMPTN?” mulai Ika mengaktifkan sinyal on bingung pada kepusingan siang ini.
            Hari ini rumah Ama, terasa sangat panas, udara sejuk kian mengintip, tapi hanya mengintip saja, tak masuk ke dalam rumah putih yang penuh dengan hiasan kapalnya. Entah kenapa, banyak sekali, ornamen-ornamen kuno yang menggambarkan tentang pelayaran. Entah, Ayah Ama sedang berlayar atau Ama sendiri yang akan berlayar.
            “Guys, Ama tak tahu ni, harus terus kuliah atau tidak?”
            “Lho kenapa Ama, bukan kah kamu ingin kuliah sejak kelas sebelas. Kamu yang menggembar-gemborkan semangat untuk meneruskan pendidikan. Jadi orang kalau kamu lulus, ma.” Semangat Ika meyakinkan.
            “Aku ga yakin, saudara aku di Batak, dia tiga kali ikut SBMPTN, tak lulus-lulus. Pusing aku mendengarnya, dia menakut-nakutiku. Katanya soalnya bikin sakit perut, lingkarannya tak bisa dilingkari, dan mesinnya eror sehingga jarang ada yang lolos pendidikan tinggi.” keluh saudara bataknya yang dilogat biasa oleh Ama. Jarang dia berkata kau, darah jawanya masih kental dengan aku. Dan kadang kita, anak SMANRA berngapak-ngapak ria melogatkan khas medok kita. Ngapa isin-isin, inyong kuwi wong Banyumas, Purwokerto asli. Ngapak-ngapak lah ..
            “Fian ikut les bimbel, kita daftar yuk!”
            “Ngapusi bimbel iku, gawe dewek ndak gigih dalam belajar. Wis susah bimbel-bimbel lan .. kita sinau karo facebook, karo buku psikotes sing nggo kerja, karo sinau buku-buku dewek sing nggo UN. Ko rep mlebu ndi?” wah, Ika pindah aliran ni, yang tadinya lancar berbahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan. Sekarang kembali memeluk bahasa ibu. Oke, ngapak-ngapak an. Ora ngapak ora kepenak. Monggo ..
            Interupsi, Ama juga mau pake kau-kau an jadi orang batak, yang memakai kau ini .. sudah belajar belum, dengan nuansa melayu yang mendayu-dayu, mirip siti nurbaya, sastra lama, haha ..
            Aku hanya, ya terserahlah, yang penting rame .. haha.
            “Koe, rep meng ndi? Nang univ mrene wae?” ngapak Ika, orang Banyumas asli.
            “Inyong, ya kon rama-biyung nang mrene wae. Ya wis, unsoed lah, purwokerto bae. Lha, batir-batir pada nang ndi?” sahutku, yang juga nampak fasih mengoko, sepantaran, bolehlah berjawa lucu.
            “Eh, kau ini. Aku di daerah sendiri saja tidak diterima masa masih mau disini terus. Ganti, aku ganti. Aku malah disuruh orang tua disuruh rantau yang jauh sekalian. Aku mau daftar lagi di Jogja.”
            “Koe, ka? Rep nang ndi?”
            “Inyong melu Ama lah, masa seumur idup, nang Purwokerto bae, kapan ndeleng liyane. Daerah liyane mbok ana sing lewih adem. Haha.” ngapaknya keluar semua. Aku dan Ika memang sepenuhnya dapat ber-ngapak ria. Namun, Ama yang memang kebetulan keturunan Batak, dan beribu jawa, sehingga baru kali ini mencoba mengembalikan kebatakannya, biasanya Ama lembut kok.
            “Inyong, arep ngerti .. carane dhewek karo carane Fian melu bimbel, ampuh sing ndi .. yuh lah, giat. Koe wingi melu simak UI mbok, terus koe, Ama ngesuk arep melu seagamas UGM mbok. Nyong ndue, soal STAN karo SBMPTN sekang iko wongso ganu. Mrene, kumpulna, dhewek goleti jawabane.”
            “Oya, nang facebook be soale mambrah-mambrah. Pantengi bae, takon bae angger ra ngerti, nantik bangeting ngerti. Wis kancaan mbok karo group kue?” nyala Ika, ketika mimpinya harus terealisir. Mereka sama-sama berjuang keras.
            “Pelajari sejarah Indonesia, sekang presidenne ana kabinet apa bae. Terus trikora, kebijakan pemerintah, sing fiskal karo moneter apa bae, waca maning pemberontakan lan G30S-PKI. Geografi sing bangeting diapal, turbulensi, hidrologi, sakabehani tentang sing ana nang geografi. UN ne mantep ya, SBMPTN ne be mantep. Inggris se, gramer, narative, report, artikel inggris sing dawa, idiom, karo artine bahasa inggis kue. Ekonomi kue penawaran-permintaan, terus laba, kebijakan juga ada, pajak sing lewih penting.”
            “Angger sing gampang nang angka, numerial .. goleti angka sing meh pada, mbuh kesiji karo ketelu lipatan telu, klowongi, terus dheleng liane sing lewih pas saka logika.”
            “Persamaan atau antonim, sesuai karo jurusan sing dipilih, dadi angger njikot sastra ya, dipelajari kosa kata sing ana nang sastra, angger njikot psikologi ya dipelajari kosa kata tentang kuwe. Ana kok, kosa kata kaya kuwe download bawe nang gadget te mesti ana. Tapi nggolet sing ana wi-fi ne men gratisan, haha.” Entah sampai kapan kita akan ber-ngapak-ngapak ria. Sesungguhnya aku suka diriku yang biasa saja, yang menggunakan bahasa yang santai dan wajar. Wis, ya.
***
            Beneran hari yang di nanti pun tiba, pensil dua b sudah diraut dengan ketebalan biasa, tak meruncing, tak pula menumpul, biasa. Aku, Ika dan Ama berjalan mantap menuju tempat pembuktian.
Gerbang SMA Tri menjadi bukti bahwa kami telah memasuki sebuah pergulatan sengit. Ambisi dan percaya diri yang penuh telah dicharger sudah dari jauh-jauh hari. Me-registrasi kembali pendaftaran dan mencari ruangan tempat kami membuktikan jerih payah mandiri.
Aku berada di bangsal 4 ruang S.21 karena aku mengambil sastra di univ daerah sendiri. Sedangkan Ika dan Ima di bangsal 8 ruang P.22 karena mereka mengambil pariwisata di univ favorite di kota pelajar tersebut, yakin sekali kami lolos.
Jeli, aku emat semuanya. Ku kerjakan numerik dahulu. Langsung, dengan mantapnya menghitami lingkaran. Waktu telah diumumkan. Dan kini segera ku lirik soal persamaan kata. Lumayan menyunggingkan urat senyum dan lega semua yang telah dipelajari tertumpah. Rata-rata ada di kelas dua semester dua, lanjut sampai kelas tiga seluruhnya.
Kemudian lanjut psikotes gambar. Tahu kah kau, dalam gambar itu, terdapat satu gambar kunci yang dapat menjawab semuanya. Perhatikan arah jarum jam, ketika kau dapati satu titik itu. Tak masalah untuk mengangkat kertas ujian dan memutar-mutarnya hingga menemukan yang pas. Tak usah sekali lagi bergulat hati, lingkari saja semantapnya.
Beralih pada secarik surat berbahasa inggris, dengan berbagai cerita yang menakjubkan, baca dulu soalnya, baru membaca narative-nya. Akan kau temukan dengan mudah kata yang sama, dan lingkari dengan lapang dada. Kemudian grammer, sebelumnya aku sudah memasang 16 tenses terjejer rapi di kamarku. Setiap pagi melihatnya, tak ku hapalkan, ku emati saja. Karena tak kan
edge
cog
tooth
masuk jika dihapal dan tak dimengerti.
extremity
gear
Kosa kata dan idiom nya juga aku jadikan kartu untuk bermain bersama Ika dan Ama. Tau kan kartu jaman masih SD yang gambarnya barbie dan di sudut atasnya ada empat tulisan, barbie belanja, berbie ke salon, barbie makan-makan, dan barbie santai. Keempat tulisan itu ku ganti idom bahasa inggris dengan keyword di atasnya. 
Sampun.
Karena kita tidak tahu, timming yang tepat untuk mengerjakan soal SBMPTN itu ternyata relatif sangat singkat, maka cara mantap dan langsung dihitamkan adalah cara yang ampuh tanpa terlebih dahulu bergulat hati, begini .. jangan lingkari dulu, koreksi dulu, ingat benar tambah empat dan salah kurangi satu. Jangan gegabah ..
Akh, kau tak tahu, masih tak ada yang selezat soal SBMPTN ini, nikmati saja. Kita sudah berusaha, hanya tuhan yang akan memberi bonus lebih .. and eng-ing-eng ..
Debar kami di depan laptop penentuan. Rapat nian tangan kami dalam genggaman. Ika tak sabar membuka hasil, Ama tak ingin melihat semuanya, dan aku yang mengoperasikan perangkat membuat debar semakin bertenaga.
“Ayo, sya ..!” cepat Ika. Kemudian menaruh harap mendalam pada sebuah kata lolos yang tak terduga.
“Siapa duluan ni?” tanyaku memantapkan keinginan hati Ika, dia sebenarnya juga tak ingin segera mendapatkan hasilnya, tak ingin tersiar perjuangannya. Namun hasrat kepo lah yang mendorong gadis bertubuh montok ini untuk membuka hasilnya, “Okeh, aku duluan, sya!” pintanya.
Kemudian memasukkan dan hasilnya ..
Benar-benar tak bisa ku bendung air mata kecewa itu. Dia yang berkaca, aku yang sudah menangis melihat hasil. Dan Ama yang malah tidak mau sama sekali melihat setelah terbukanya hasil Ika. “Ga apa, ka .. kita masih bisa kok ikut yang terakhir, UM PTN. Semangat!!!” setrumku.
Aku juga terdesak kepo akan hasilnya, dan .. SELAMAT ANDA DINYATAKAN SEBAGAI MAHASISWA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PADA PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA .. what, oh no .. aku, LOLOS .. “Ilsya, selamat ya!” kemudian memeluk satu sama lain. Dan giliran Ama yang tak kalah mendebarkannya, dan takjub bukan main ..  SELAMAT ANDA DINYATAKAN SEBAGAI MAHASISWA UNIVERSITAS GAJAH MADA PADA PROGRAM STUDI PARIWISATA .. wah, tak sia-sia kami, aksi saling peluk satu sama lain, dan tangis buncah senang dan sedih bercampur. Ika tak kecewa akan hal ini, “Tak ada yang perlu disesalkan, aku akan berusaha untuk menemanimu, ma .. doakan aku!” katanya dengan peluk sangat hangat di antara kami bertiga.
            Dan tahukah nasib Fian seperti apa? dia harus berjuang lagi bersama Ika untuk menentukan masa depan mereka. Ya, sudah. Berarti seri. Tak ada yang lebih unggul dari keduanya, baik ikut bimbel ataupun otodidak. Hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar